The Forthcoming Food-Grade Lubricants You & The Environment
Bisnis yang berkelanjutan (Sustainable Business), atau biasa disebut Bisnis Hijau (Green Business), adalah perusahaan yang memiliki dampak negatif yang minimal terhadap lingkungan, masyarakat, baik masyarakat ekonomi global maupun masyarakat lokal. Oleh karena itu bisnis harus menciptakan nilai ekonomis dengan cara berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang aman dan sehat, khusus nya bagi generasi yang akan datang.
Beberapa hal penting yang wajib di perhatikan oleh pabrikan pengolahan makanan / minuman adalah food safety untuk melindungi konsumen, kelancaran proses produksi, dan dari sisi bisnis, mengurangi biaya operasional dan pemeliharaan.
Akibat proses produksi yang berlangsung selama 24/7, maka sangat penting menjaga agar mesin produksi tidak mengalami kerusakan yang di akibatkan pelumasan; karena hal tersebut merupakan pengeluaran yang sebenarnya dapat di hindari.
Perlu nya berbicara pada seseorang yang memiliki kualifikasi sebagai lubrication engineer dan mampu menawarkan pelumas yang tepat dan memberikan advice dan jasa yang professional dapat membawa suatu keuntungan bagi perusahaan; tidak hanya fokus pada kebutuhan pelumas.
Hal lain yang menjadi prioritas sebagai produsen makanan /minuman dan minuman adalah mencegah terjadi nya kontaminasi. Pelumas secara umum di klasifikasikan sebagai bahan kimia yang bersifat kontaminan dan dapat menyebabkan food safety issues apabila tidak di tangani dengan benar. Menggunakan pelumas yang tepat dan sesuai dengan aplikasi nya tidak hanya memastikan food safety namun dapat juga berpotensi meningkatkan produktivitas melalui penghematan energi, umur spare part yang lebih panjang dan penghematan pada biaya produksi.
Dalam hal ini pelumas food grade menjadi pilihan utama bagi pabrik pengolahan makan.
Namun apa beda pelumas food grade dengan pelumas industry biasa / non food grade ?
FOOD-GRADE LUBRICANTS VS CONVENTIONAL LUBRICANTS
Pelumas Food-grade di formulasi kan agar aman di gunakan di lingkungan pengolahan makanan / minuman; selama hanya terjadi kontak secara incidental dan dalam jumlah tertentu. Oleh karena itu dari sudut pandang kesehatan dan keamanan dalam pengolahan bahan pangan maka sangat di rekomendasi kan di seluruh titik pelumasan yang ada di rantai produksi. Pelumas food grade yang digunakan telah di formulasi kan sehingga mampu memberikan kinerja dan fungsi seperti pelumas pada umum nya yaitu mencegah terjadi nya keausan, friksi, korosi dan oksidasi serta mengusir panas dan lain nya.
Food-grade lubricants di bagi menjadi beberapa kategori yang di sesuai kan dengan sifat keamanan dan aplikasi nya. Contoh nya pelumas kategori H1 mendapatkan approval oleh NSF international dan di kategorikan sebagai pelumas yang aman untuk pengolahan makanan, sedangkan kategori 3H atau sering di sebut juga sebagai Release agents dalam proses pengolahan makanan bahkan dapat di gunakan pada direct contact terhadap makanan. Terlepas dari sifat dari masing masing kategori tersebut tetap harus di ada batasan jumlah pelumas food grade yang boleh terpapar pada bahan pangan.
Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam masalah kesehatan dan sangat memperhatikan tentang dampak lingkungan mengakibatkan timbulnya tren penggunaan pelumas berbahan dasar minyak nabati yang ramah lingkungan atau memiliki sifat mudah terurai; hal ini juga menyebabkan perusahaan pengolah pangan berlomba untuk beradaptasi menjalankan bisnis secara ber kelanjutan sembari tetap bersaing dan berinovasi.
HOW DO FOOD-GRADE LUBRICANTS CONTRIBUTE TO SUSTAINABLE BUSINESS?
Konsumen memiliki keterikatan terhadap makanan / minuman— karena semua orang membutuhkan makanan / minuman dan konsumen sekarang ini lebih memilih membeli makanan / minuman yang terjamin kualitas dan keamanan nya untuk di konsumsi.
Untuk memenuhi tinggi nya permintaan terhadap pentingnya keamanan pengolahan makanan / minuman secara transparan maka pabrik pengolahan makanan / minuman dan perusahaan pelumas seperti Anderol Lubricants selalu memastikan bahwa mereka mematuhi berbagai macam peraturan yang di keluarkan oleh badan otoritas seperti NSF International, InS, sertifikasi Halal, dll; sebagai bagian dari tanggung jawab sosial dalam memproduksi makanan / minuman yang aman di konsumsi.
Hal utama bagi pabrikan pelumas food grade selalu berusaha tidak hanya memeuhi persyaratan yang berhubungan dengan keamanan dan kesehatan namun juga memperhatikan aspek pelestarian lingkungan dengan cara pemilihan bahan baku pembuatan pelumas, serta tata cara penanganan apabila terjadi tumpahan pada saat penggunaan ataupun yang tidak di sengaja serta cara yang benar untuk disposal.
Pada saat lingkungan terpapar pelumas tentu nya memiliki resiko pencemaran pada tanah dan air. Hal ini sangat berpengaruh terhadap lingkungan, kesehatan penduduk di sekitar dan menimbulkan biaya tinggi dalam penanggulangan nya. Saat ini banyak sekali pyoyek dalam research dan development yang fokus pada pelumas yang ramah lingkungan namun juga masih banyak pabrikan pengolah makanan / minuman yang masih belum sadar akan penting nya hal ini.
ENVIRONMENTALLY-FRIENDLY LUBRICANTS
Faktor apa saja yang menentukan produk pelumas ramah lingkungan?
- Penggunaan bahan dasar yang terbuat dari “energi terbarukan” seperti minyak nabati
- Menghindari penggunaan aditif yang memiliki efek samping terhadap manusia, hewan ataupun tumbuhan
- Menghindari penggunaan senyawa organic yang memiliki efek buruk
- Harus mudah ter urai secara alami / biodegradable
- Limbah akhir tidak memiliki efek buruk pada lingkungan
Di saat kita berbicara mengenai resiko pencemaran lingkungan akibat terpapar pelumas maka kata kunci nya adalah mudah terurai. Efek dari pelumas konvensional berbahan dasar mineral sangat mencemari lingkungan tertutama pada hewan dan tanaman karena sifat nya dapat menumpuk terus menerus, dapat melapisi dan mengendap dalam tanah dan mecemari persediaan air bersih.
Pelumas berbahan dasar nabati memilki sifat yang mudah di urai secara alami di banding pelumas konvensional berbahan dasar mineral. Walaupun penggunaan pelumas berbahan dasar minyak nabati masih jarang di pakai oleh pabrikan pengolah bahan pangan namun di prediksi memilki masa depan yang cerah.
CONCLUSION
Saat ini hampir semua makanan/minuman di proses menggunakan mesin industri sehingga meningkatkan kemungkinan terpaparnya makanan / minuman terhadap pelumas yang di peruntukan untuk mesin produksi, terlepas dari apakah secarang langsung atau pun secara tidak sengaja.
Pabrikan terus menerus mencurahkan usaha, waktu dan dana pada produk makanan / minuman yang mereka produksi, serta ber investasi dalam bidang research dan development untuk membuat produk makan yang aman dan sehat untuk di konsumsi. Sedangkan pemerintah juga melalui badan terkait, agen dan organisasi lain nya berusaha menerbitkan dan menegak kan aturan serta standar yang ketat sehingga ada nya kepastian bahwa produk makanan yang di produksi sesuai dengan peraturan.
Penggunaan pelumas ramah lingkungan walaupun penggunaan nya masih sedikit, namun karena ada nya perubahan demografi, perilaku konsumen dan kemajuan teknologi serta peraturan baru tentu nya akan menjadi pemicu perkembangan dan di terima di kalangan luas. Oleh karena itu perlu nya edukasi, memberikan pandangan dan pengetahuan oleh pemain industri kepada publik.
Moving towards business sustainability, companies would have to create economic values by contributing to a safe and healthy environmental system, without compromising and affecting the future generations. By Benjamin Teo, senior technical sales engineer and Nicholas Seow, senior marketing executive, Tecsia Lubricants